PENELITI antropologi urban dari Universitas Diponegoro Radjimo menyatakan suku Kerinci yang mendiami dataran tinggi bukit barisan di sekitar Gunung Kerinci ternyata lebih tua dari suku Inka, Indian di Amerika.
"Dari sebuah kesimpulan riset Dr Bennet Bronson peneliti dari AS bersama Tim Lembaga Purbakala dan Peninggalan Nasional Jakarta pada 1973, yang saya baca malah berpendapat bahwa suku Kerinci bahkan jauh lebih tua dari suku Inka (Indian) di Amerika," katanya, di Jambi, Sabtu (21/5).
Hal itu berarti suku Kerinci tidak hanya lebih tua dari proto-melayu. Suku Indian Inka sendiri adalah suku yang salah satu ramalan purbanya tentang kiamat 2012 jadi inspirasi film Hollywood yang menghebohkan pada 2009 lalu. Suku India Inka diyakini sebagai suku purba yang telah memiliki peradaban tinggi.
Radjimo mengungkapkan, salah satu pembuktian yang dikemukakan tim Bennet Bronson itu adalah tentang manusia Kecik Wok Gedang Wok. Ia merupakan suku pertama yang telah mendiami dataran tinggi Kerinci lebih dari 10.000 tahun lalu itu. Suku itu belum mempunyai nama panggilan secara individu sampai masuknya suku Proto-Melayu.
"Sedangkan suku Indian Inka di Amerika yang sebelumnya dianggap sebagai salah satu suku dan ras tertua di dunia diketahui pada zaman yang sama sudah memiliki nama, seperti Big Buffalo (Kerbau Besar), Little Fire (Api Kecil) dan lainnya," terang Radjimo.
Maka saat itulah pula terjadi perpindahan etnis ini dari satu tempat ke tempat lain pada Alam Melayu seperti perpindahan Proto Malaiers (Melayu Tua) ke Alam Kerinci.
Menurut Kern, alam Kerinci saat itu telah didiami oleh manusia, dan mereka penduduk pribumi inilah yang disebut sebagai Kecik Wok Gedang Wok.
Namun, saat itu jumlah Proto-Melayu yang lebih dominan dari Kecik Wok Gedang Wok menyebabkan kaum pribumi tersebut secara perlahan menjadi lenyap dalam percampuran darah antara pendatang dan pribumi. Kelompok inilah yang selanjutnya berkembang dan menjadi nenek moyang orang Kerinci modern hingga generasi saat ini.
Hal lain yang sering dijadikan sampel penelitian oleh pada peneliti tersebut adalah keragaman bahasa dan dialek di Kerinci. Dengan bahasa yang sangat beragam, sekitar 135 buah dialek, yang dipakai hanya di sepanjang lembah, memperumit penelitian etnografi.
Beberapa penelitian menyebutkan bahawa orang Kerinci termasuk kelompok suku bangsa asli yang mula-mula ada di Sumatra. Kelompok suku bangsa ini kemudian dikenal dengan Kecik Wok Gedang Wok yang diduga telah berada di wilayah Alam Kerinci semenjak 10.000 tahun silam.
Sumber : viva.co.id
adalah sebauh suku yang mendiami wilayah Kabupaten Kerinci, Jambi. Nama Kerinci berasal dar bahasa Tamil yaitu
nama bunga Kurinji (Strobilanthes Kunthiana) yang tumbuh di India
Selatan pada ketinggian diatas 1800 yang mekarnya sekali selama dua
belas tahun. Karena itu Kurinji juga merujuk pada kawasan pegunungan
dapat dipastikan bahwa hubungan Kerinci dengan India telah terjalin
sejak lama dan nama Kerinci sendiri diberikan pedagan India Tamil.
Peneliti dari Amerika Serikat Dr Bennet Bronson bersama dengan Tim Lembaga Purbakala dan Peninggalan Nasional Jakarta pada tahun 1973 mengatakan,"Suku
Kerinci yang mendiami dataran tinggi bukit barisan di sekitar Gunung
Kerinci lebih tua dari suku Inka, Indian di Amerika bahkan jauh lebih
tua dari Proto-Melayu."
Salah satu pembuktian yang dikemukakan Tim Bennet Bronson adalah tentang manusia "Kecik Wok Gedang Wok".
Ia merupakan suku pertama yang telah mendiami dataran tinggi kerinci
lebih dari 10.000 tahun yang lalu. Belum mempunyai nama secara imdividu
sampai masuknya suku Proto-Melayu.
Sedangkan suku Indian Inka
di Amerika yang sebelumnya dianggap sebagai salah satu suku dan ras
tertua di dunia diketahui pada zaman yang sama sudah memiliki nama
seperti, Big Buffalo (Kerbau Besar). Little Fire (Api Kecil) dan yang
lainya.
Mengutip
hasil penelitian Kern (1889) dan Sarasin (1982) yang menyatakan pada
tahun 4.000 SM terjadi pemindahan Proto-Melayu (Rumpun Polinesia) dari
Alam Melayu ke pulau-pulau di Lautan Teduh sebelah timur dan pulau-pulau di Lautan Hindia sebelah barat.
Maka
saat itulah terjadi perpindahan etnis ini dari satu tempat ke tempat
lain pada Alam Melayu seperti perpindahan Proto Malaiers (Melayu Tua) ke
Alam Kerinci.
Menurut
Kern, Alam Kerinci pada saat itu telah didiami oleh manusia dan
penduduk pribumi kerinci inilah yang disebut sebagai "Kecik Wok Gedang
Wok".
Kelompok Proto-Melayu yang lebih dominan dari suku "Kecik Wok Gedang Wok"
menyebabkan suku asli tersebut secara perlahan-lahan lenyap dengan
adanya pencampuran darah antara suku pribumi dengan suku pendatang.
Kelompok inilah yang selanjutnya berkembang dan menajdi nenek moyang
orang kerinci modern huingga ke generasi sekarang.
Hal
lain yang seing dijadikan sampel penelitian oleh para peneliti adalah
keragaman bahasa dan dialek di Kerinci. Dengan bahasa yang sangat
beragam, sekitar 135 buah dialek yang dipakai hanya disepanjang lembah
memperumit peneltian etnografi.
Menurut
beberapa penelitian yang telah dilakukan menyebutkan bahwa Orang
Kerinci termasuk kelompok suku bangsa asli yang pertama di Sumatera.
Kelompok suku asli yang kemudian dikenal dengan nama "Kecik Wok Gedang
Wok" yang diduga telah berada di Alam Kerinci sejak 10.000 tahun yang
lalu.
Para ahli peneliti belum bisa memastikan termasuk kedalam kelompok ras mana sebenarnya "Kecik Wok Gedang Wok"
karena mereka telah menayatu dalam percampuran darah dengan penduduk
pendatang yaitu Proto-Melayu. Sehingga sisa dari kelompok suku "Kecik
Wok Gedang Wok" ini sulit untuk ditemukan lagi.
No comments:
Post a Comment