Sunday, June 21, 2015

Megahnya Air Terjun Curug Cikondang "Niagara Ala Indonesia"




gambar dari natgeographic

Curug Cikondang dikenal sebagai Niagara mini. Letaknya tak jauh dari Situs Gunung Padang yang sekarang menjadi terkenal itu.

Curug Cikondang memiliki ketinggian sekitar  50 m dan terletak diantara hamparan kebun teh PTP VIII Panyairan dan terasering sawah yang menghijau.  Curug Cikondang ternyata bukan bentukan air mata asli tapi lebih karena tumpahan sungai yang jatuh melalui tebing besar. Ukurannya terbilang sangat besar. Deru air jatuhnya pun sangat indah. Sayangnya keindahan dimensi air terjun tidak dibarengi pengelolaan yang baik.

Terletak di Desa Sukadana, Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur, Propinsi Jawa Barat.

Peta dan Koordinat GPS: 7° 0' 13.7154" S, 107° 7' 19.9 E

Berjarak tempuh sekitar 1,5 jam dari Kota Cianjur.  Dapat ditempuh melalui jalur masuk ke Gunung Padang (Situs Megalitik Gunung Padang).  

Namun jangan mengira arti Kondang dalam Cikondang berarti terkenal. Ci tentu berasal dari kata cai, yang berarti air. Sementara kondang adalah nama sejenis pohon loa atau dalam bahasa Latinnya Ficus subracemosa Blume. Pohon ini bisa tumbuh setinggi 40 meter dan diameter 1,75 meter. Ditemukan di hutan-hutan Asia Tenggara, biasanya di Jawa tumbuh di ketinggian 1.500 meter dari permukaan laut.

Di akhir pekan banyak wisatawan menuju ke curug ini. Alhasil, halaman rumah milik warga pun menjadi arena parkir. Dari tempat parkir atau jalan Desa Sukadana, pengunjung harus melewati jalan setapak di pinggiran perkebunan teh PTPN VIII Panyairan. Tak jauh dari gerbang, ada loket masuk Curug Cikondang.

Untuk masuk lokasi wisata setiap pengunjung cukup membayar Rp5.000. Sepertinya, retribusi ini masih dikelola secara mandiri oleh pihak Desa Sukadana atau serikat pekerja perkebunan. Itu terlihat dari tiket masuk yang berupa kertas kecil mirip gulungan kertas untuk arisan, namun memakai cap SP BUN Panyairan.

Dari gerbang keberadaan curug belum terlihat. Baru ketika sampai di sebuah tikungan, di situ terlihat ada sebuah sungai. Rupanya itulah puncak air terjunnya.

Curug Cikondang ini memiliki ketinggian sekitar 50 m dan terbentuk karena adanya tumpahan sungai yang jatuh melalui tebing besar. Secara garis besar Curug Cikondang ini indah, hanya saja perlu dikelola lebih baik lagi serta akses jalan menuju ke sini harus diperbaiki sehingga para wisatawan tidak sakit hati dan urung menuju kesana karena buruknya akses jalan.

Jika Anda ingin berenang atau sekadar berendam di Curug ini harus berhati-hati. Di bagian atas curug ini terdapat pengolahan atau penambangan emas secara tradisional. Biasanya, pengolahan emas ini melewati proses amalgamasi dengan menggunakan air raksa atau merkuri untuk memisahkan emas dari tanah.

Sayang, di tempat ini belum ada fasilitas penunjang. Tidak ada kamar mandi umum, toilet, atau musala. Yang ada hanya sebuah warung kecil untuk sekadar mengganjal perut yang keroncongan.

Tak heran julukan Little Niagara atau Niagara mini pun mampir ke Curug Cikondang. Namun debit air saat itu sedikit berkurang. Mungkin karena faktor kemarau membuat curahan air tidak merata di mulut curug.

Tentu saja kami memanfaatkan momen itu untuk berfoto-foto dan bernarsis ria. Sayang, tidak satu pun diantara kami yang menceburkan diri ke kolam di bawah curug atau mandi curahan air terjun. Padahal, dari rombongan yang lain, justru asyik berbasah-basahan, berenang, atau pun berendam.

Selain dikunjungi rombongan, tempat ini cocok juga didatangi pasangan atau mereka yang sedang berpacaran. Tak heran, di beberapa spot bagian bawah curug, ada saja pasangan yang memisahkan diri dari keramaian. Asyik dengan dunia mereka sendiri.



dari berbagai sumber

No comments:

Post a Comment