gambar dari ensiklopediasli.blogspot.com |
Banggasejarah
- Rohingya merupakan kelompok etnis, yang mayoritas masyarakatnya mendiami
negara bagian Arakan (Rakhine), Republik Persatuan Myanmar (Burma). Mereka
adalah Muslim, dan berdasarkan garis keturunan merupakan campuran ras dari
Arab, Persia, Arakan, Pathan dan lain-lain.
Sejarah
warga
etnis yang tinggal di Negara Bagian Arakan, Myanmar, cukup bervariasi. Banyak
pula perbedaan-perbedaan dan klaim yang diutarakan para sejarahwan dalam
mendeskripsikan asal-usul bangsa Rohingya.
Seorang
sejarawan seperti Khalilur Rahman mengatakan, kata "Rohingya" berasal
dari bahasa Arab yaitu "Rahma" yang berarti pengampunan. Sejarawan
itu menelusuri pula peristiwa kecelakaan kapal pada abad ke-8, tepatnya pada
saat kapal Arab terdampar di Pulau Ramree (perbatasan Myanmar dan Bangladesh).
Pada
saat itu, para pedagang keturunan Arab itu terancam hukuman mati oleh Raja
Arakan. Mereka memberontak dan berteriak "Rahma." Penduduk Arakan
kesulitan untuk menyebut Kata "Rahma" mereka justru menyebut "Raham"
(kasihanilah kami) dari "Raham" kata itu berubah menjadi
"Rohang" dan akhirnya menjadi "Rohingya."
Pada
tahun 1429 M, Sultan Nadir Shah dari Bengal (Banglades), mengirim Jenderal Wali
Khan, memimpin 20.000 Tentara Pathan. Tujuan pengiriman bala tentara ini, untuk
membantu Raja Naramiekhla agar dapat kembali berkuasa di Arakan.
Setelah
berhasil memperoleh kemenangan, tentara Pathan ini menetap di Arakan. Kemudian
mereka berinteraksi dengan penduduk setempat, dan anak keturunan mereka dikenal
sebagai Bangsa Rohingya.
Leluhur
Rohingya berawal dari tentara bayaran Muslim dari tanah Arab. Karena dikenal
kejujurannya akhirnya mereka diperkenankan berdiam di Arakan oleh penguasa
setempat.
Dahulu
pernah ada Kesultanan disebut Roang, yang kemudian ditaklukkan Kerajaan
Mrauk U. Raja Kerajaan Roang, mengirim putranya bernama Shah Ali dan seribu
pengikut ke Mrauk U untuk mempelajari bahasa Arakan, sastra dan budaya. Setelah
menyelesaikan studi mereka menetap di Arakan.
Pernah
ada seorang Pangeran Muslim dari Kerajaan Mogul yang bernama Mohammed Rahim. Ia
meminta perlindungan di Arakan, pada masa dinasti Mrauk U. Mohammed Rahim
dan pengikutnya, diberi suaka dikemudian hari anak keturunannya dikenal sebagai
Rahingya (lama-lama berubah menjadi Rohingya).
Sejarahwan
lain yang bernama MA Chowdhury memiliki pendapat lain mengenai asal usul
Rohingya. Chowdhury yakin, di antara warga Myanmar, ada populasi Muslim yang
bernama "Mrohaung." Warga itu berasal dari Kerajaan Kuno Arakan dan
nama "Mrohaung" diubah menjadi "Rohang".
Sementara
itu sejarahwan asal Myanmar, Khin Maung Saw menjelaskan, warga Rohingya tidak
pernah muncul dalam sejarah Myanmar, sebelum tahun 1950. Sejarahwan Myanmar
lainnya juga yakin, tidak ada kata "Rohingya" dalam sensus penduduk
1824, yang dilakukan oleh Inggris.
Klaim
baru pun muncul dari Universitas Kanda yang menyebutkan bahwa warga Rohingya
merupakan keturunan dari bangsa Benggala yang bermigrasi ke Burma pada dekade
1950an. Mereka melarikan diri di era kolonialisme.
Bersamaan
dengan itu, Dr. Jacques P mengatakan bahwa penggunaan kata "Rooinga"
sudah ada pada abad ke-18, dan kata itu dipublikasikan oleh seorang warga
Inggris.
Menurut
sejarah, peradaban Muslim di Arakan sudah ada pada abad ke-8, tepatnya di saat
pedagang Arab tiba di Asia. Mereka bermukim di Kota Mrauk-U dan Kyauktaw,
wilayah itu saat ini dipenuhi oleh etnis Rohingya.
Tepat
pada 1785, Burma menguasai Arakan dan sekira 35 ribu warga Arakan kabur ke
wilayah Chittagong yang dikuasai Inggris. Mereka menyelamatkan diri dari
penindasan Burma dan meminta perlindungan tehradap Inggris.
Di
bawah perlindungan Inggris, warga Arakan diminta untuk membantu Inggris dalam
bidang pertanian. Mereka diminta untuk bermigrasi ke sebuah lembah di Arakan
dan bercocok tanam. Perusahaan Hindia Timur Britania meluaskan kontrol administrasi
Benggala di Arakan.
Pada
abad ke-19, ribuan warga Benggala di Chittagong bermukim di Arakan untuk
mencari pekerjaan. Sementara itu, beberapa etnis Arakan juga tinggal di
Benggala. Populasi warga Muslim Arakan semakin meningkat dan hal itu dibuktikan
lewat sensus Inggris 1891.
Diolah dari berbagai sumber
No comments:
Post a Comment