ilustrasi gambar Raja Amangkurat I Sumber foto : lokalgenius.blogspot.com |
Tahta Mataram kembali
mengalirkan darah pada masa Amangkurat I (1646-1676). Amangkurat I memindahkan
pusat pemerintahan Mataram ke Plered dari Karta. Dia kerap terlibat
perselisihan tahta, dimulai dengan saudaranya sendiri, Pangeran Alit, yang
akhirnya dia bunuh untuk memuluskan jalan menaiki tahta Mataram. Namun tindakannya
yang paling kejam adalah ketika dia membantai kaum ulama karena dianggap
berkonspirasi dengan mendiang saudaranya untuk merebut tahta.
Dia membuat daftar para ulama
beserta keluarga mereka untuk dikumpulkan, lalu dibantai di alun-alun Plered.
Pembantaian ini terjadi tahun 1647. “Dan dalam waktu setengah jam, tidak kurang
dari lima sampai enam ribu orang dibantai. Van Goens (utusan VOC untuk Mataram)
yang waktu itu berada di Plered, melihat dengan mata sendiri mayat-mayat yang
bergeletakan di jalanan,” tulis Denys Lombard dalam Nusa Jawa: Silang
Budaya Jilid II.
Masa pemerintahan Amangkurat I
memang penuh huru-hara. Pada 1677, Plered diduduki oleh pasukan Trunojoyo dari
Madura yang memberontak, yang akhirnya memberikan celah masuk bagi VOC ke dalam
politik istana Mataram. Berkat VOC, pemberontakan berhasil ditumpas namun
kedaulatan Mataram kian lama jadi kian terkikis.
dari berbagai sumber
No comments:
Post a Comment