Tuesday, June 16, 2015

Kisah "Tiang Bendera Bambu Kasar" Saat Proklamasi 17 Agustus 1945


Saat pagi hari tiba, tanggal 17 Agustus 1945, para pemimpin bangsa Indonesia yang terlibat dalam perumusan teks proklamasi baru keluar dari rumah Laksamana Maeda. Mereka telah sepakat untuk melaksanakan upacara proklamasi kemerdekaan di depan rumah kediaman Bung Karno. Bung Hatta menugaskan B.M. Diah agar memperbanyak atau menggandakan teks proklamasi dan menyebarluaskannya.

Berkat kerja keras para pemuda, pagi hari rumah kediaman Bung Karno telah dipadati massa, para pemuda, dan tokoh-tokoh PPKI untuk turut menyaksikan pembacaan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia. Pasukan PETA dengan senjata lengkap berjaga-jaga di sekitar rumah Bung Karno. Komandannya Shudancho Latif Hendraningrat dan Shudancho Arifin Abdurahman, sibuk mempersiapkan keperluan upacara dan memimpin anak buahnya

Sementara itu, Sekretaris Ir. Soekarno, menugaskan S. Soehoed, komandan pengawal rumah Bung Karno dan pemimpin Barisan Pelopor, agar menyiapkan tiang bendera dari bambu. Selain itu, tiang bendera tersebut baru ditancapkan beberapa menit sebelum upacara dimulai. Bendera Merah Putih telah pula disiapkan oleh Fatmawati Soekarno. Bendera Merah Putih tesebut dijahitnya sendiri.

Upacara proklamasi kemerdekaan Indonesia dilaksanakan pun sangat sederhana. Tanpa protokol, tanpa korps musik, tanpa konduktor, dan tanpa pancaragam. Urutan acaranya adalah sebagai berikut :

1.      Pembacaan Proklamasi.
2.      Pengibaran bendera Merah Putih.
3.      Sambutan Walikota Soewirjo dan Dr. Moewardi.


Sekalipun sederhana, upacara proklamasi dilakukan dengan penuh khidmat dan rasa haru. Dengan suara mantap Ir. Soekarno mengucapkan pidato pendahuluan, yang disusul kemudian dengan pembacaan teks Proklamasi Kemerdekaan. Upacara dilanjutkan dengan pengibaran bendera Merah Putih. Acara ini diiringi oleh nyanyian lagu Indonesia Raya karya Wage Rudolf Soepratman. Upacara kemudian ditutup dengan sambutan Walikota Soewirjo dan Dr. Moewardi.

No comments:

Post a Comment