Ketika
mengunjungi Nusantara pada 1292, Marco Polo, seorang penjelajah asal Venesia,
Italia, sempat menyusuri pesisir Sumatera. Di tengah perjalanannya, dia
terkejut karena menyaksikan adanya masyarakatyang mengkonsumsi daging manusia.
Marco
Polo memberikan deskripsi yang relatif akurat tentang pesisir utara Sumatera. Tahun
1260-an, dua orang pedagang Venesia yaitu Nicolo dan Maffei melakukan perjalanan
melalui daerah-daerah yang
baru dikuasai Mongol (Barbar) menuju ibukota Kubilai Khan di Peking (sekarang Beijing). Tahun 1271 mereka berangkat lagi dari Italia dengan membawa surat dan hadiah dari Paus yang baru, Gregorius X dan didampingi oleh Marco yaitu anak Nicolo yang masih berusia 17 tahun. Mereka berlayar selama tiga tahun dan menetap di Kubilai Khan selama 20 tahun. Tahun 1292, mereka menumpang armada kapal mongol yang disiapkan untuk memboyong puteri yang akan dinikahkan dengan seorang Khan dari Levant.
baru dikuasai Mongol (Barbar) menuju ibukota Kubilai Khan di Peking (sekarang Beijing). Tahun 1271 mereka berangkat lagi dari Italia dengan membawa surat dan hadiah dari Paus yang baru, Gregorius X dan didampingi oleh Marco yaitu anak Nicolo yang masih berusia 17 tahun. Mereka berlayar selama tiga tahun dan menetap di Kubilai Khan selama 20 tahun. Tahun 1292, mereka menumpang armada kapal mongol yang disiapkan untuk memboyong puteri yang akan dinikahkan dengan seorang Khan dari Levant.
Kunjungan
keluarga Polo bertepatan dengan pembentukan negara-negara islam pertama di
sepanjang Pantai Utara Sumatera. Perlak (Ferlec) sekarang Aceh bagian timur,
belum lama masuk pengaruh islam, tetapi tidak halnya dengan pelabuhan terkemuka
dipesisir tersebut Samudera (Sumatera) yang kemudian dikenal sebagai Pasai.
Marco Polo membutuhkan waktu lima bulan untuk mempelajari negara-negara
pelabuhan Sumatera. Mulai dari Perlak di timur sampai Fansur atau Barus di
barat tentang kanibalisme orang batak, tuak, kapur barus, dan kekhasan Sumatera
yang lain.
Sekitar
100 mil (kurang lebih 160, 93 kilometer) ditenggara Pulau Bintan terdapat Pulau
Jawa Kecil (bagian utara Sumatera). Ada delapan kerajaan dan delapan raja yang
berkuasa di Pulau itu. Seluruh penduduknya adalah penyembah berhala dan
berbicara dalam bahasa sendiri-sendiri. Dulu orang Perlak dulunya adalah
penyembah berhala tetapi semenjak berhubungan dengan pedagang Saracen, mereka
berpindah menganut islam. Namun hal ini hanya berlaku bagi penduduk Kota,
penduduk yang masih tinggal di daerah pegunungan masih hidup seperti binatang,
mereka memakan daging manusia dan jenis daging lainnya baik itu bersih maupun
kotor. Mereka menyembah berbagai hal, apapun yang pertama mereka lihat saat
bangun tidur dipagi hari maka itulah yang mereka sembah
Pada
saat meninggalkan Perlak para penjelajah memasuki Basman (Peusangan), mereka
mengakui sangat setia pada Khan yang agung tetapi tidak memberikan upeti karena
terlalu terpencil. Selain itu ada kerajaan Pasai, Marco Polo melewatkan waktu
lima bulan di Kerajaan ini, penduduknya adalah penyebah berhala dan orang orang
liar. Mereka mempunyai raja yang kaya dan berkuasa. Raja ini juga menyatakan
kesetiaanya pada Khan yang Agung. Ikan dan sayur di pulau ini adalah yang
terbaik di dunia. Mereka mengkaitkan pengetahuan dengan kekuatan dewa-dewa yang
bekerja melalui perantara ilmu sihir.
Selanjutnya
ada kerajaan Pidie, merupakan kerajaan terpisah dan memiliki raja serta
bahasanya sendiri. Kebiasaan mereka adalah memakan daging manusia yang sakit
dan dinyatakan tidak bisa sembuh. Kemudian orang-orang pilihan akan memcekik dan
menaruh sesuatu kemulut mereka sehinga ia mati kehabisan napas. Kemudian
dimasak dan anggota keluarga akan berkumpul untuk menikmati daging kerabat mereka
tersebut.
dari berbagai sumber
No comments:
Post a Comment