Monday, September 28, 2015

Perhimpunan Indonesia, Keinginan Merdeka dari Daratan Belanda



Perhimpunan Indonesia didirikan oleh mahasiswa-mahasiswa Indonesia di Negeri Belanda pada tahun 1908. Mereka diantaranya adalah R.P Sosro Kartono, R.N Notosuroto, R Hoesein Djajadiningrat, Sutan Kasyayangan Saripada, Sumitro Kolopaking dan Apituley. Pada mulanya Perhimpunan Indonesia bernama Indische Vereeniging. Kegiatannya pada mulanya hanya terbatas pada penyelengaraan pertemuan sosial dan para anggota ditambah dengan sekali-sekali mengadakan pertemuan dengan orang-orang Belanda yang banyak memperhatikan Indonesia. Antara lain dari orang Belanda tersebut adalah Mr. Abenendanon, Mr. Van Deventer dan Dr. Snouck Hurgronye


Kedatangan tiga tokoh Indische Partij ke negeri Belanda yang dibuang oleh pemerintah Kolonial  (Cipto Mangunkusumo, R. M Suwardi Suryadiningrat, E.F.E Douwer Dekker) segera mengubah suasana dan semangat indische Vereeniging. Tokoh indische partij tersebut mebawa semangat politik dalam pikiran tokoh-tokoh indische Vereeniging. Keberadaan indosche Vereeniging lebih kuat setelah datangnya Comite Indie Weerbaar (Panitia Ketahanan Hindia Belanda) yang dibentuk oleh pemerintah colonial sebagai upaya untuk mempertahankan Indonesia dari ancaman Perang Dunia I. Panitia ini terdiri atas R. Ng. Dwijosewojo (BU), Abdul Muis (SI), Kolonel Rhe Mrew dan seorang Indo Belanda. Kedatangan tokoh Indische Partij dan Comite Indie Weerbeer tersebut memberikan dimensi pikiran baru para mahasiswa Indonesia di Negeri Belanda.

Para Mahasiswa di Negeri Belanda bukan hanya dapat menuntut ilmu, tetapi juga harus memikirkan bagaimana dapat memperbaiki nasib bangsa Indonesia. Pada tahun 1912, indische Vereeniging berganti nama menjadi indonesische Vereeniging dan kemudian diubah lagi menjadi Perhimpunan Indonesia pada tahun 1924. Terjadilah perubahan dalam pola berfikir dari gerakan yang radikal, dengan tegas mereka menginginkan Indonesia merdeka. Perhimpunan Indonesia semakin tegas masuk kebidang politik. Terlihat dari asasnya yang dimuat dalam majalah Hindia Poetra pada bulan maret 1923 yaitu “mengusahakan suau pemerintahan untuk Indonesia yang bertanggung jawab hanya kepada rakyat Indonesia semata-mata”.

Aksi para anggota Perhimpunan Indonesia semakin radikal. Pengawasan terhadap gerakan mahasiswa Indonesia semakin diperkuat oleh aparat kepolisian Belanda. Namun para anggota PI tetap melakukan kegiatan politiknya. Bahkan mulai menjalin hubungan dengan beberapa negara di Eropa dan Asia. Konsepsi-konsepsi kemudian sangat berpengaruh terhadap kaum pergerakan di Indonesia. Bahkan dibawah kepemimpinan Muhammad Hatta, PI resmi diakui sebagai front terdepan pergerakan kebangsaan oleh PPKI yang diketuai oleh Ir. Soekarno. Pada juni 1927, PI dituduh melakukan hubungan dengan PKI untuk melakukan pemberontakan sehingga dilakukan penggeledahan tokoh-tokoh PI. Pada  4 september 1927, tokoh PI ditangkap dan diadili, mereka adalah Muhammad Hatta, Natzir Datuk Pamoncak, Ali Sastroamidjojo, dan Abdul Majid Joyodiningrat.

Di Indonesia sendiri, banyak organisasi yang lahir karena mendapat ilham dari perjuangan PI antara lain Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI), Partai Nasional Indonesia (PNI), dan Jong Indonesia (Pemuda Indonesia) 1928.

Sumber : Buku “Perhimpunan Indonesia dan Pergerakan Kebangsaan” karya John Ingleson.

No comments:

Post a Comment