gambar dari www.panoramio.com |
Muncul pertanyaan dibenak saya, sebenarnya hari ini 1 Oktober adalah
Hari Kesaktian Pancasila atau Hari Kesaktian Rezim Soeharto?
Kembali kepada kisah sehari
sebelumnya, gerakan 30 september terjadi menurut cerita adalah PKI ingin
menghapuskan ideologi Pancasila menjadi ideologi komunis. Pernyataan ini tentu
saja menurut saya adalah rekayasa soeharto untuk
mengukuhkan dan memperkuat kekuasaannya di negeri ini. Skenario penyelamatan Pancasila hanya dijadikan alasan dan tameng oleh Soeharto. PKI hanya dijadikan kambing hitam agar oknum-oknum tamak bisa melegalkan seluruh tindakan kejinya yang sebenarnya hanya bertujuan untuk menumpas lawan-lawan politiknya guna melanggengkan kekuasaannya belaka.
mengukuhkan dan memperkuat kekuasaannya di negeri ini. Skenario penyelamatan Pancasila hanya dijadikan alasan dan tameng oleh Soeharto. PKI hanya dijadikan kambing hitam agar oknum-oknum tamak bisa melegalkan seluruh tindakan kejinya yang sebenarnya hanya bertujuan untuk menumpas lawan-lawan politiknya guna melanggengkan kekuasaannya belaka.
Janggal rasanya jika mengatakan PKI
adalah sebuah partai radikal karena partai ini menjunjung tinggi faham semua
manusia memiliki hak yang sama serta sama-rata sama-rasa. Lagipula PKI adalah
partai yang sangat setia terhadap Soekarno, sehingga aneh jika secara tiba-tiba
ingin melakukan kudeta. Tak lain dan tak bukan, Angkatan Besenjata lah yang
menuduh dan memfitnah PKI sebagai dalangnya. Fitnah itu diantaranya becerita
bahwa tujuh orang jenderal dibunuh secara perlahan-lahan dengan menggunakan
silet disertai dengan penari wanita setengah telanjang. Namun setelah dilakukan
otopsi, tidak ditemukan adanya bekas goresan silet ditubuh korban.
PKI adalah partai besar, mungkinkah
partai terbesar ke-3 melakukan kudeta bodoh seperti yang dilakukan pada 1965
tersebut. Disamping itu PKI adalah partai dengan beranggotakan masyarakat sipil
tanpa militer. Apakah mungkin partai sipil seperti PKI melakukan kudeta tanpa
mendapat dukungan dari militer.
Terbitlah surat keputusan dari
Menpangad No. KEP.977/9/1996 tanggal 17 September 1966 yang
menetapkan tgl 1 oktober sebagai Hari Kesaktian Pancasila. Selain itu peristiwa
yang katanya sebuah pengkhianatan PKI dengan kudetanya dikukuhkan dalam sebuah
simbol penuh propaganda. Simbol tersebut adalah dibangunnya monumen pancasila
sakti di Lubang Buaya Jakarta Pusat.
Cerita bohongpun dibuat. Ia menamipulasi
perbuatan kejinya tersebut seolah-olah adalah tindakan yang heroik karena telah
menyelamatkan Pancasila sehingga tidak dihancurkan oleh faham komunis. Hingga pada
akhirnya digulirkanlah idiom popular yang diberi nama “Kesaktian Pancasila”. Bukti
dokumen, saksi hingga pelaku pun sengaja dilenyapkan agar tindakannya itu
dianggap benar dan ia pun dianggap sebagai pahlawan. Walaupun katanya ingin
menyelamatkan Pancasila, tapi dalam prakteknya ia lupa bahwa tindakannya
tersebut tidak sesuai dengan sila ke-2 Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Hingga
sekarang peristiwa paling memilukan yang terjadi pada malam hari tanggal 30
September 1965 tersebut tetap menyisakan misteri yang tak kunjung terungkap.
Pertanyaan kedua, sebenarnya siapakah yang
mengkhianati Pancasila? Apakah PKI atau orang yang berdalih ingin menyelamatkan
Pancasila?
PKI memang telah merana karena dibenci
oleh orang Indonesia. Orang awam pasti akan menganggap bahwa PKI patut
dimusnahkan dari bumi Indonesia. Ironisnya Sejarah penuh kebohongan itu
kemudian diharuskan sebagai menu yang wajib dikonsumsi oleh seluruh bangsa
Indonesia tanpa kecuali dan tanpa boleh dibantah. Propaganda rezim Soeharto ini
sukses diyakini sebagai suatu kebenaran.
Maka benarlah jika saya berasumsi bawa
gerakan 30 September hanya dijadikan sebagai dalih untuk menegakkan
kediktaktoran Suharto yang
kemudian disusul dengan pengkhianatannya terhadap Soekarno dengan memanipulasi supersemar
yang mengantarkannya menduduki kursi presiden melengserkan Soekarno.
Selama ini kita menganggap bahwa G30S
PKI merupakan suatu kesatuan yang sama padahal berbeda. G30S dalah sebuah
gerakan dan PKI merupakan kambing hitam dari gerakan tersebut. Sebenarnya bukan
PKI sebagai partai yang terlibat dalam tragedi berdarah ini, namun hanya
beberapa oknum dari PKI yang bisa diajak untuk menggali lubang kuburannya
sendiri.
dari berbagai sumber
No comments:
Post a Comment